Mengenal Sarung Goyor, Sarung Tenun yang Tersohor

sarung tenun goyor

Siapa yang tak kenal dengan sarung? tak hanya untuk beribadah saja namun sarung juga menjadi trend center tersendiri bagi para penggemarnya, atau bahkan mengoleksinya. Ada banyak jenis sarung yang ada, dan semuanya memiliki filosofinya masing masing, Salah satu sarung yang terkenal akan ke auntetikkanya adalah Sarung Tenun Goyor (ATBM).

Lembut & Tidak Panas

Selain terkenal akan ke auntetikan motifnya, sarung goyor juga Lembut dan yang pasti tidak panas sehingga nyaman untuk dipakai, bahkan untuk sehari hari.

Di Tenun Tradisional Dengan Tangan (ATBM)

Sarung goyor pada umumnya di tenun menggunakan teknik tradisional tanpa mesin (ATBM). Sehingga unsur yang ada di setiap sarung akan beragam, baik filosofinya maupun sejarahnya. juga quality control yang tinggi karena bersentuhan langsung dengan manusia ketika proses produksi.

Sarung Goyor SAKURATEX, Abu Harits & Xhildiban

Selain Produk & Jasa Printing kain juga fashion, Sakuratex juga memiliki Produk Sarung goyor dengan beberapa merek diantaranya SAKURATEX, Abu Harits & Xhildibhan, tentuna semuanya autentik ATBM.

1c
Sarung Goyor Sakuratex
6
Sakura 12
Sakura 7
ABU HARITS MERAH 2

Proses Pembuatan Sarung Goyor

  1. Pilih benang yang akan dicelup warna. Warna yang disiapkan pertama adalah warna putih, ini digunakan sebagai warna dasar benang yang akan ditentun menjadi sarung. Pewarnaan benang dengan warna dasar putih ini berfungsi membuat benang memiliki warna yang bagus ketika dicelup warna lain. Setelah dicelup warna, benang dijemur dan digulung ketika sudah kering.
  2. Membedakan benang yang digunakan untuk dasaran sarung dan untuk motif sarung. Benang untuk motif sarung justru merupakan benang yang lebih panjang dibanding benang untuk dasaran.
  3. Selanjutnya masuk dalam proses baki, di mana pada proses ini benang diikatkan pada ujung-ujung kayu berukuran 1×1 meter dan digambar sesuai motif yang hendak dibuat. Setelah itu, benang tersebut diikat menggunakan tali rafia berdasarkan gambar yang telah dibuat pada kain yang hendak diwarnai.
  4. Proses selanjutnya merupakan proses dibres atau proses pencelupan pertama. Pada proses ini benang dilepas dulu dari proses baki untuk dicelup pada warna motif berulang kali sesuai kebutuhan. Setelah proses pewarnaan dengan mencelupkan benang ke warna yang diinginkan ini selesai, masuk dalam proses pengeringan.
  5. Setelah benang motif ini sudah selesai dibuat, benang motif ini masuk dalam proses penenunan agar bisa menyatu dengan kain dasar dan menjadi sebuah sarung goyor.
  6. Proses terakhir adalah penjahitan, pencucian, serta pengepakan kain sarung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *